Gerimis turun semakin deras sehingga mengurungkan
niat kami untuk berangkat pagi. Pintu pun kami kunci dari dalam agar tak ada
seorangpun yang mencari kami. Aktifitas seperti biasa kami jalani, ya apalagi
kalau bukan tidur.
“ Set... Pinset... ada berita
baru nih ?”. Suara Kinul membangunkanku.
Kinul memanglah sosok yang
paling jail diantara kami. Ada saja tingkahnya untuk mengisengi kami. Tapi itulah
yang menjadikan hiburan tersendiri buat kami. Sementara Kampret dan Blai masih
tidur,akupun memaksakan diri untuk bangun. Agaknya memang sedikit penasaran
dengan berita yang dibawa Kinul.
“ Iya... iya... !! Bentar
lagi mau bangun nih !”. Jawabku sambil perlahan-lahan membuka selimut yang
menutupi wajahku. Memang kalau dibilang
sama teman-teman aku adalah sosok yang sok alim dan kenyataanya memang
paling rajin diantara ketiga temanku yang lain.
Sementara Blai dengan argumen
– argumenya yang nyleneh menjadikan dia sosok yang limited edition . lain halnya dengan Kampret yang super cuek dengan
segala hal yang terjadi. Oleh karena itu dialah yang paling santai jika
menghadapi suatu masalah.
“Hayo... Katanya mau
bangun.... !!”. Tegas Kinul sambil mendorong badanku yang setengah sadar dari
tidur .
“Iya... iya.. ini udah
bangun. Emang ada info apa sih? Eh ditanya malah pergi !”. Jawabku dengan nada
sedikit kesal karena sehabis membangunkanku Kinul malahan pergi ke dapur.
“ Penting pokoknya... nanti
kalau sudah pada bangun. Baru aku ceritakan. Sebentar aku mau ambil kemoceng.”
Jelas Kinul dari dapur belakang dengan nada yang sedikit berteriak.
“Memang mau buat apa sih ?”.
tanyaku penasaran.
“Tenang aja.. ini ada hadiah
buat Kampret dan Blai.” Jawab Kinul sambil sedikit meringis penuh siasat licik.
Kemudian dengan membawa
kemoceng . Kinul menghampiri Blai dan Kampret kemudian membuka selimut yang
menutupi Muka mereka berdua. Sejurus kemudian dia langsung menggosok-gosokkan
kemoceng yang di pegangnya ke arah muka Blai. Seketika itu Blai langsung
tersentak kaget. Dengan mengeluarkan jurus-jurus silat yang nggak jelas.
“ Ciat.... Ssst... Dugh... “
Dengan setengah sadar Blai langsung mengeluarkan jurusnya yang membuat Kinul
merunduk menghindari seranganya. Dikira kemoceng tadi adalah penjahat yang
berusaha menyergapnya.
“ Haha... Emang dasar kamu
ini iseng Banget “ Celotehku pada Kinul. Aku dan Kinul pun tertawa
terbahak-bahak melihat tingkah Blai.
“Wah.. Set.. Kayaknya nggak
bisa kerjain Kampret nih?. Tuh orangnya udah bangun .. Gara-gara kita tertawa terlalu keras
nih..” Terang Kinul padaku dengan nada sedikit kecewa
“Kasian deh loe nggak bisa
ngerjain gue !.” Ledek Kampret pada Kinul sambil menyandarkan tubuhnya di
tembok.
Setelah kami terbangun semua.
Kami pun berkumpul membentu sebuah lingkaran. Seperti mau acara tahlilan.
“Nul katanya ada info menarik
nih? Mana.. !!” tanyaku membuka percakapan.
“Cepetan apa beritanya !”.
Sahut Blai semakin penasaran.
“Mm.. Apa ya beritanya ?. Aku
sendiri juga nggak tahu apa beritanya. Haha... ha... “. Jawab Kinul dengan
entengnya.
Karena begitu kesalnya kami
hanya dijadikan sebagai korban keisengannya kami pun langsung mengeroyok
Kinul.
“ Prak.... Brukk... “ suara
gaduh pun tak terelakkan. Tapi hasilnya tak sia-sia. Kinul tertangkap dengan
mudah.
“ Pret cepat ambil selimut
itu ?. Lalu kita tutupi Kinul dengan selimut .” Perintahku pada Kampret.
“Ya.. Set.. Tenang aja.. Habis itu kita tumpukin Si Kinul rame-rame
oke!” Jawab Kampret sambil menambah siasat.
“Haha.. Oke deh ide bagus
tuh..” Sahut Blai semakin bersemangat.
“Bruk... Bruk.. Bruk.. “
Suara tindih-menindihpun semakin keras hingga membuat Kinul mengerang
kesakitan. Tapi bagi kami bertiga adalah ajang balas dendam.
“Ampun.. ampun.. aa..aku ng..
nggak akan jailin kalian lagi deh ?.” Jelas kinul dengan suara terbata-bata
karena tertumpuk kami bertiga.
“Haha.. ha.. Rasain loe Nul
!” Ledek Blai dengan penuh semangat.
“Sudah.. sudah.. Kasian tuh
Si Tukang isengnya.!” Usulku pada kampret dan Blai.
“Ya Sudahlah Pret, kamu turun
duluan...” Perintah Blai pada Kampret.
Kami pun terbaring di kasur
dengan perasaan puas karena berhasil ngisengin Kinul.
“Haha..ha.. besok-besok kita
main dikamar aja ya?. Nggak usah kerja enak kayaknya ?” Usul Kampret padaku ,
Blai dan Kinul.
Ketika kami sedang asyik
bergurau di kamar. Tiba-tiba di jendela sudah berdiri sesosok hitam berbadan
besar yang berdiri dibalik tirai jendela.
“Set.. siapa tuh ? masak
siang-siang begini ada penampakkan !”.Tanya Kampret padaku penuh penasaran.
“Mm.. Nggak tahu juga. Yang
penting jangan berisik. Siapa tahu itu orang cuma numpang lewat..! nanti kalau
berisik kita ketahuan nggak kerja nih..?” Bisikku pada Kampret.
“Srett... “. Tirai pun
terbuka dan ternyata yang membuka adalah Bos kami.
“Waduh gimana nih ?” Tanyaku
penuh kecemasan.
“Mm..Laa... Lari.. larii.. “ Jawab
Kampret tanpa berpikir panjang.
Kami pun dibuat kalang kabut
seperti melihat sesosok hantu di siang bolong.
“Hei.. Kenapa kalian nggak
kerja !!” bentak Bos pada kami dengan nada tinggi.
Tanpa menghiraukan pertanyaan
Bos . Kami pun berlari menuju pintu belakang.
“Ayo... Blai .. buka pintunya
!!” perintahku dengan nada tergesa-gesa.
“ Iya.. sebentar..” jawab
Blai sambil merogoh saku celananya.
“Yes.. kuncinya dapat nih!
Bentar ya aku buka “ Blai pun memasukkan kunci dan membuka pintunya.
“klak.... kree.. eekk..”
suara pintu dengan cekatan dibuka oleh Blai.
Ternyata setelah dibuka
pintunya. Kami sudah dihadang oleh dua orang assisten Bos.
“Waduh.. Nasib.. nasib.. “
Gumamku dalam hati.
Kami pun digiring ke kantor
seperti seorang tersangka dengan perasaan malu bercampur sedih. Kami hanya
pasrah dan bersiap-siap menerima hukuman yang setimpal. Bagi kami ini adalah
pengalaman dan kami pun senang menjalaninya selama masih bersama dalam suka dan
duka.
The End.... KarangSari-Parakan
Minggu,14 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar