Selasa, 17 Februari 2015

Tragedi di Siang Bolong




                Gerimis turun semakin deras sehingga mengurungkan niat kami untuk berangkat pagi. Pintu pun kami kunci dari dalam agar tak ada seorangpun yang mencari kami. Aktifitas seperti biasa kami jalani, ya apalagi kalau bukan tidur.

“ Set... Pinset... ada berita baru nih ?”. Suara Kinul membangunkanku.

Kinul memanglah sosok yang paling jail diantara kami. Ada saja tingkahnya untuk mengisengi kami. Tapi itulah yang menjadikan hiburan tersendiri buat kami. Sementara Kampret dan Blai masih tidur,akupun memaksakan diri untuk bangun. Agaknya memang sedikit penasaran dengan berita yang dibawa Kinul.

“ Iya... iya... !! Bentar lagi mau bangun nih !”. Jawabku sambil perlahan-lahan membuka selimut yang menutupi wajahku. Memang kalau dibilang  sama teman-teman aku adalah sosok yang sok alim dan kenyataanya memang paling rajin diantara ketiga temanku yang lain.

Sementara Blai dengan argumen – argumenya yang nyleneh menjadikan dia sosok yang limited edition . lain halnya dengan Kampret yang super cuek dengan segala hal yang terjadi. Oleh karena itu dialah yang paling santai jika menghadapi suatu masalah.

“Hayo... Katanya mau bangun.... !!”. Tegas Kinul sambil mendorong badanku yang setengah sadar dari tidur .

“Iya... iya.. ini udah bangun. Emang ada info apa sih? Eh ditanya malah pergi !”. Jawabku dengan nada sedikit kesal karena sehabis membangunkanku Kinul malahan pergi ke dapur.

“ Penting pokoknya... nanti kalau sudah pada bangun. Baru aku ceritakan. Sebentar aku mau ambil kemoceng.” Jelas Kinul dari dapur belakang dengan nada yang sedikit berteriak.

“Memang mau buat apa sih ?”. tanyaku penasaran.

“Tenang aja.. ini ada hadiah buat Kampret dan Blai.” Jawab Kinul sambil sedikit meringis penuh siasat licik.

Kemudian dengan membawa kemoceng . Kinul menghampiri Blai dan Kampret kemudian membuka selimut yang menutupi Muka mereka berdua. Sejurus kemudian dia langsung menggosok-gosokkan kemoceng yang di pegangnya ke arah muka Blai. Seketika itu Blai langsung tersentak kaget. Dengan mengeluarkan jurus-jurus silat yang nggak jelas.

“ Ciat.... Ssst... Dugh... “ Dengan setengah sadar Blai langsung mengeluarkan jurusnya yang membuat Kinul merunduk menghindari seranganya. Dikira kemoceng tadi adalah penjahat yang berusaha menyergapnya.

“ Haha... Emang dasar kamu ini iseng Banget “ Celotehku pada Kinul. Aku dan Kinul pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Blai.

“Wah.. Set.. Kayaknya nggak bisa kerjain Kampret nih?. Tuh orangnya udah  bangun .. Gara-gara kita tertawa terlalu keras nih..” Terang Kinul padaku dengan nada sedikit kecewa

“Kasian deh loe nggak bisa ngerjain gue !.” Ledek Kampret pada Kinul sambil menyandarkan tubuhnya di tembok.

Setelah kami terbangun semua. Kami pun berkumpul membentu sebuah lingkaran. Seperti mau acara tahlilan.

“Nul katanya ada info menarik nih? Mana.. !!” tanyaku membuka percakapan.

“Cepetan apa beritanya !”. Sahut Blai semakin penasaran.

“Mm.. Apa ya beritanya ?. Aku sendiri juga nggak tahu apa beritanya. Haha... ha... “. Jawab Kinul dengan entengnya.

Karena begitu kesalnya kami hanya dijadikan sebagai korban keisengannya kami pun langsung mengeroyok Kinul.  

“ Prak.... Brukk... “ suara gaduh pun tak terelakkan. Tapi hasilnya tak sia-sia. Kinul tertangkap dengan mudah.

“ Pret cepat ambil selimut itu ?. Lalu kita tutupi Kinul dengan selimut .” Perintahku pada Kampret.

“Ya.. Set.. Tenang aja..  Habis itu kita tumpukin Si Kinul rame-rame oke!” Jawab Kampret sambil menambah siasat.

“Haha.. Oke deh ide bagus tuh..” Sahut Blai semakin bersemangat.

“Bruk... Bruk.. Bruk.. “ Suara tindih-menindihpun semakin keras hingga membuat Kinul mengerang kesakitan. Tapi bagi kami bertiga adalah ajang balas dendam.

“Ampun.. ampun.. aa..aku ng.. nggak akan jailin kalian lagi deh ?.” Jelas kinul dengan suara terbata-bata karena tertumpuk kami bertiga.

“Haha.. ha.. Rasain loe Nul !” Ledek Blai dengan penuh semangat.

“Sudah.. sudah.. Kasian tuh Si Tukang isengnya.!” Usulku pada kampret dan Blai.

“Ya Sudahlah Pret, kamu turun duluan...” Perintah Blai pada Kampret.

Kami pun terbaring di kasur dengan perasaan puas karena berhasil ngisengin Kinul.

“Haha..ha.. besok-besok kita main dikamar aja ya?. Nggak usah kerja enak kayaknya ?” Usul Kampret padaku , Blai dan Kinul.

Ketika kami sedang asyik bergurau di kamar. Tiba-tiba di jendela sudah berdiri sesosok hitam berbadan besar yang berdiri dibalik tirai jendela.

“Set.. siapa tuh ? masak siang-siang begini ada penampakkan !”.Tanya Kampret padaku penuh penasaran.

“Mm.. Nggak tahu juga. Yang penting jangan berisik. Siapa tahu itu orang cuma numpang lewat..! nanti kalau berisik kita ketahuan nggak kerja nih..?” Bisikku pada Kampret.

“Srett... “. Tirai pun terbuka dan ternyata yang membuka adalah Bos kami.

“Waduh gimana nih ?” Tanyaku penuh kecemasan.

“Mm..Laa... Lari.. larii.. “ Jawab Kampret tanpa berpikir panjang.

Kami pun dibuat kalang kabut seperti melihat sesosok hantu di siang bolong.

“Hei.. Kenapa kalian nggak kerja !!” bentak Bos pada kami dengan nada tinggi.

Tanpa menghiraukan pertanyaan Bos . Kami pun berlari menuju pintu belakang.
“Ayo... Blai .. buka pintunya !!” perintahku dengan nada tergesa-gesa.
“ Iya.. sebentar..” jawab Blai sambil merogoh saku celananya.

“Yes.. kuncinya dapat nih! Bentar ya aku buka “ Blai pun memasukkan kunci dan membuka pintunya.

“klak.... kree.. eekk..” suara pintu dengan cekatan dibuka oleh Blai.
Ternyata setelah dibuka pintunya. Kami sudah dihadang oleh dua orang assisten Bos.

“Waduh.. Nasib.. nasib.. “ Gumamku dalam hati.

Kami pun digiring ke kantor seperti seorang tersangka dengan perasaan malu bercampur sedih. Kami hanya pasrah dan bersiap-siap menerima hukuman yang setimpal. Bagi kami ini adalah pengalaman dan kami pun senang menjalaninya selama masih bersama dalam suka dan duka.

The End.... KarangSari-Parakan Minggu,14 Desember 2014

Rabu, 09 Mei 2012

Media Kultur Jaringan


Salah satu kesulitan dalam kultur jaringan tanaman adalah kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan optimum sangat berbeda pada tiap spesies, sehingga tidak ada media yang dapat direkomendasikan untuk semua tanaman. Penelitian – penelitian yang intensif pada kultur jaringan selama 50 tahun terakhir telah banyak mengembangkan media, beberapa diantaranya telah digunakan secara luas dalam kultur jaringan saat ini. Media ini diberikan pada Tabel 12.1. Bahan kimia dalam media biasanya ditentukan, artinya hanya hara tertentu yang dimasukkan ke dalam media, atau media dapat juga mengandung bahan tambahan kompleks seperti air kelapa atau jus jeruk yang mengandung zat pengatur tumbuh.

Komposisi Media Kultur Jaringan
Hara anorganik
Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur – unsur penting ini harus dimasukkan dalam media kultur. Perbandingan 5 media pada Tabel 12.1 memperlihatkan bahwa unsur esensial ini dimasukkan pada masing – masing media tapi konsentrasinya berbeda karena diberikan dalam bentuk yang berbeda.

 Hara organik
Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat mensintesa semua kebutuhan bahan organiknya. Meskipun tanaman in vitro dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting, selain itu asam nikotin, piridoksin dan inositol biasanya ditambahkan.
Selain bahan organik tersebut, bahan kompleks seringkali ditambahkan, termasuk ekstrak ragi, casein hydrolysate, air kelapa, jus jeruk, jaringan pisang, dan lain – lain. Penambahan bahan kompleks ini menghasilkan media yang tak terdefinisi. Dengan penelitian yang cukup, semestinya bahan kompleks ini dapat diganti dengan zat tertentu, mungkin tambahan suatu vitamin atau asam amino.

 Sumber karbon
Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus ditambahkan ke dalam media. Sumber karbon ini menyediakan energy bagi pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.
Biasanya sukrosa pada konsentrasi 1 – 5% digunakan sebagai sumber karbon tapi sumber karbon lain seperti glukosa, maltosa, galaktosa dan laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf, terjadi hidrolisis untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan lebih efisien oleh tanaman dalam kultur.

 Agar
Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan menggunakan agar atau pengganti agar sperti Gelrite atau Phytagel. Konsentrasi agar yang digunakan berkisar antara 0.7 – 1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan kualitas tinggi seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebih murni, tidak mengandung bahan lain yang mungkin mengganggu pertumbuhan. Pengganti lain seperti gelatin kadang – kadang digunakan pada lab komersial.
Gel sintetis diketahui dapat menyebabkan hyperhidration (vitrifikasi) yang merupakan problem fisiologis yang terjadi pada kultur. Untuk mengatasi masalah ini, produk baru bernaman Agargel telah diproduksi ole Sigma. Produk ini merupakan campuran agar dan gel sintetis dan menawarkan kelebihan kedua produk sekaligus mengurangi problem vitrifikasi. Produk ini dapat dibuat di lab dengan mencampurkan 1 g Gelrite (Phytagel) dengan 4 g agar sebagai agen pengental untuk 1 L media.

pH
pH media biasanya diatur pada kisaran 5.6 – 5.8 tapi tanaman yang berbeda mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan optimum. Jika pH lebih tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu keras dan jika pH kurang dari 5.2, agar tidak dapat memadat.

 Zat Pengatur Tumbuh
Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh akan dibahas tersendiri pada minggu 13.

 Air
Air distilata biasanya digunakan dalam kultur jaringan, dan banyak lab menggunakan aquabides (air destilata ganda). Beberapa lab, dengan alasan ekonomi, menggunakan air hujan, tapi ini menyebabkan sulit mengontrol kandungan bahan organik dan non-organik pada media.

Pemilihan Media
Jika tidak ada informasi awal, biasanya mulai dengan media MS (Murashige dan Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi garam dan nitrat yang lebih tinggi dibandingkan media lain, dan telah sukses digunakan pada berbagai tanaman dikotil. Untuk inisiasi kalus, 2.4-D ditambahkan ke media dengan konsentrasi 1 – 5 mgL-1. Untuk multiplikasi tunas, sitokinin seperti BAP ditambahkan dan juga diberi auksin, seperti NAA pada konsentrasi yang rendah. Untuk inisiasi akar, IBA pada konsentrasi 1 – 2 mgL-1 ditambahkan. Faktor yang paling sulit ditentukan dalam kultur jaringan adalah zat pengatur tumbuh dan biasanya perlu melakukan penelitian kecil untuk menentukan konsentrasi terbaik yang akan digunakan. Ada 2 pendekatan: Pendekatan pertaman adalah dengan menggunakan media dasar MS dan meneliti kisaran dua zat pengatur tumbuh yang berbeda. Lihat table 12.1.

Rabu, 14 Maret 2012

Tips dan Trik Membangun Bisnis Ramah Lingkungan

go green1 200x100 Tips dan Trik Membangun Bisnis Ramah LingkunganKepedulian masyarakat terhadap isu global warming ternyata menghadirkan berbagai macam peluang usaha kreatif yang tentunya menghasilkan produk-produk unggulan yang ramah lingkungan. Maraknya pelaksanaan program 3R (Reuse, Reduce, dan Ricycle) terbukti cukup efektif untuk mengurangi dampak pemanasan global yang telah terjadi beberapa waktu terakhir. Kondisi inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat kini mulai beralih menjalankan bisnis ramah lingkungan untuk memenangkan persaingan pasar yang ada.
Untuk membantu para pemula maupun pelaku usaha yang mendukung program kampanye go green, berikut ini kami informasikan beberapa tips dan trik yang bisa Anda jalankan untuk membangun bisnis yang ramah lingkungan.
  • Mulailah dengan mengurangi produksi limbah. Cara ini bisa dilakukan dengan menghindari beberapa kegiatan bisnis yang menghasilkan sampah atau limbah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Hal ini penting karena limbah yang mengandung B3, bisa merusak kondisi lingkungan bila tidak diolah dengan cara yang tepat.
  • Memanfaatkan kembali limbah yang ada di sekitar lokasi usaha, dan didaur ulang menjadi berbagai macam produk baru yang tentunya ramah lingkungan. Dalam hal ini Anda bisa memanfaatkan limbah plastik, sampah kertas, besi bekas, serta beberapa jenis sampah lainnya yang tidak bisa diurai kembali oleh tanah.bisnis ramah lingkungan 200x146 Tips dan Trik Membangun Bisnis Ramah Lingkungan
  • Lakukan penghijauan dengan mulai menjalankan peluang usaha di bidang agribisnis. Tips ketiga ini bisa Anda lakukan dengan menjalankan bisnis budidaya jabon, jati, sengon atau jenis pohon kayu lainnya, memperluas lahan-lahan pertanian, serta mempopulerkan teknik budidaya tanaman dengan cara organik (100% tanpa menggunakan bahan kimia) guna mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara yang ada di sekitar kita.
  • Memanfaatkan kekayaan alam untuk menghasilkan energi baru yang ramah lingkungan. Misalnya saja seperti memanfaatkan cahaya matahari sebagai pembangkit listrik, atau bisa juga menjalankan bisnis bahan bakar nabati (bioetanol) yang memanfaatkan jagung, tetes tebu, atau singkong sebagai bahan utamanya untuk menggantikan bahan bakar seperti bensin.
  • Pilihlah peralatan usaha dan sarana transportasi yang lebih efisien untuk menghemat penggunaan energi. Strategi bisnis ini bisa Anda jalankan dengan memilih transportasi alternatif seperti kendaraan listrik, atau menggunakan sepeda untuk kegiatan usaha yang tidak terlalu jauh.
  • Buatlah gedung usaha yang ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang dimaksudkan adalah membangun tempat usaha yang memiliki fentilasi cukup sehingga udara dan cahaya matahari bisa masuk ke ruang usaha Anda setiap harinya. Dengan begitu, Anda telah melakukan penghematan energi secara tidak langsung karena ruangan usaha Anda tidak membutuhkan pendingin udara (AC) serta lampu penerangan pada siang hari. Selain itu Anda juga bisa menghindari beberapa bahan material yang mengandung bahan kimia, sehingga tempat usaha Anda lebih sehat dan tentunya ramah lingkungan.
Pada dasarnya masih banyak program serta kegiatan lainnya yang bisa Anda jalankan untuk menjadikan bisnis Anda lebih ramah lingkungan. Semoga tips dan trik membangun bisnis ramah lingkungan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Teruslah berkarya, jangan pernah lelah untuk berinovasi dan jadilah pengusaha sukses yang peduli dengan lingkungan di sekitar Anda. Salam sukses.

Sumber gambar : http://www.frycleaners.net/go-green.jpg dan http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTNg4d2VBd7ZK6XXVAv_s50AcC1O7o7gPjZUn-KN_Iv7s_HDWOagR8hGm6CJg

Link : http://bisnisukm.com/tips-dan-trik-membangun-bisnis-ramah-lingkungan.html


 

Kamis, 02 Februari 2012

Pestisida

PENDAHULUAN

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.

BBagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lainnya yang terbukti mengganggu kesejahteraannya.


Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.

Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).


PERATURAN PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 1973

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:

* tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
* hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
* pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
* tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:

* memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
* memberantas gulma
* mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan
* mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
* memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan
* memberantas atau mencegah hama air
* memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga
* memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas maka suatu bahan akan termasuk dalam pengertian pestisida apabila bahan tersebut dibuat, diedarkan atau disimpan untuk maksud penggunaan seperti tersebut di atas.

Sedangkan menurut The United States Federal Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.


PERANAN PESTISIDA

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.

Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:

* harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
* efisien untuk mengendalikan hama tertentu
* meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
* tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
* dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
* harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
* sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
* relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
* harga terjangkau bagi petani.

Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman coklat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat menaikkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan dari FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.

Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.


MACAM DAN CONTOH NAMA PESTISIDA

Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.:

* Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
* Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
* Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung.
* Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
* Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
* Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
* Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva.
* Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
* Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar).
* Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur.
* Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
* Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan.
* Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
* Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
* Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon.
* Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.

Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:

* Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap.
* Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang.
* Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai.
* Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya.
* Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme.
* Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
* Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk.
* Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
* Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol (PCP).
* Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan.
* Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun.
* Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas.
* Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah.


FORMULASI PESTISIDA

Pestisida sebelum digunakan harus diformulasi terlebih dahulu. Pestisida dalam bentuk murni biasanya diproduksi oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat diformulasi sendiri atau dikirim ke formulator lain. Oleh formulator baru diberi nama. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai:

1. Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible concentrates)
Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya di muka singkatan tersebut tercantum angka yang menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi.
2. Butiran (granulars)
Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat. Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen, dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG (water dispersible granule).
3. Debu (dust)
Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan, karena kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran (tanaman).
4. Tepung (powder)
Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah hat atau talek (biasanya 50-75 persen). Untuk mengenal pestisida formulasi tepung, biasanya di belakang nama dagang tercantum singkatan WP (wettable powder) atau WSP (water soluble powder).
5. Oli (oil)
Pestisida formulasi oli biasanya dapat dikenal dengan singkatan SCO (solluble concentrate in oil). Biasanya dicampur dengan larutan minyak seperti xilen, karosen atau aminoester. Dapat digunakan seperti penyemprotan ULV (ultra low volume) dengan menggunakan atomizer. Formulasi ini sering digunakan pada tanaman kapas.
6. Fumigansia (fumigant)
Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan.


KIMIA PESTISIDA

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.

1. Sifat pestisida
Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih.
2. Tata Nama Pestisida
Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.
3. Cara Kerja Pestisida
* Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran.
* Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas
* Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
* Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida.

CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.

1. Dosis pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida.
2. Konsentrasi pestisida
Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air.
* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air.
* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.
3. Alat semprot
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
4. Ukuran droplet
Ada bermacam-macam ukuran droplet:
Veri coarse spray
lebih 300 µm
Coarse spray
400-500 µm
Medium spray
250-400 µm
Fine spray
100-250 µm
Mist
50-100 µm
Aerosol
0,1-50 µm
Fog
5-15 µm

5. Ukuran partikel
Ada bermacam-macam ukuran partikel:
Macrogranules
lebih 300 µm
Microgranules
100-300 µm
Coarse dusts
44-100 µm
Fine dusts
kurang 44 µm
Smoke
0,001-0,1 µm

6. Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm

PETUNJUK PENGGUNAAN PESTISIDA

1. Memilih pestisida
Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.
Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak dijamin kemanjurannya.
2. Menyimpan pestisida
Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan atau temak. Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik. Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan kemanjuran pestisida.
Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida. Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti wadah pestisida yang bocor.
3. Menggunakan pestisida
Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:
* Pestisida digunakan apabila diperlukan
* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida
* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalam label
* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya
* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap melalui luka
* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain yang diperlukan
* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum
* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila tercium
* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus
* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau kurang
* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali dianjurkan
* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya
* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman
* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan pestisida
* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersih mungkin.

PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN

* Petunjuk Keamanan
o Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja.
o Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan pakaian berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala api pada waktu membuka wadah dan memindahkan pada waktu bekerja
o Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang banyak, jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman dipanen untuk tanaman pangan.
o Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.
o Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering, jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak.
o Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya 0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.

* Gejala Dini Keracunan
o Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan.
o Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja, lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke Puskesmas/dokter terdekat.

* Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan
o Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini.
o Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.
o Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama sedikitnya 15 menit.
o Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1 sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan menjadi jernih.
o Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang pingsan/tidak sadar.
o Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar, apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan pemberian oksigen.

* Perawatan oleh Dokter
Perawatan dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang timbul


Sumber : http://biotis.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:apa-itu-pastisida&catid=14:berita

Senin, 23 Januari 2012

Tugas KKPI

Komoditas perusahaan tempat PI ?
1. Komoditas yang di budidayakan di temat PI hanya focus pada satu jenis tanaman yaitu komoditas Kelapa Sawit
                Kelapa sawit ( Elaeis guinensis jacg ) adalah salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik . Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Dwiwira Lestari Jaya  berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan

2.Penanganan Quality Control perusahaan tempat PI ?
Dikarenakan perusahaan ini hanya sebatas sampai panen dan tidak masuk ke tahap pengolahan maka Quality Controlnya berdasarkan pada kualitas dan kuantitas buah yang dihasilkan dan criteria yang di kontrol adalah :
a. Buah tersebut telah memenuhi criteria panen
b. Tandan di potong mepet dengan janjang
c. Buah disusun secara benar pada saat pengangkutan
d. Kuantitas buah yang dimuat per Dump Truck harus < 8.000 kg
e. Buah harus segera diangkut setelah di panen
f. Buah sebelum diangkut akan dlakukan penyortiran
g. Buah afkir akan segeradi musnahkan
       3.  Penenganan limbah perusahaan tempat Pi ?
Dalam perusahaan yang kami jadikan sebagai tempat praktik industry merupakan sepenuhnya kegiatan budidaya sedangkan hasilnya dikirimkan ke perusahaan lain untuk diolah . Oleh karena itu limbah – limbah yang meyangkut minyak kelapa sawit beserta pengolahnya tidak ada penanganan limbahnya , namun disamping itu masih terdapat limbah – limbah dalam kegiatan budidaya ,baik limbah organic maupun anorganik dan penangananya adalah sebagai berikut :
A. Penanganan limbah organic
Dalam penanganan limbah – limbah organic berupa : Buah afkir,buah pasir,tangkai pelepah yang sudah di pruning dan limbah – limbah organic lainya sepenuhnya diolah sebagai pupuk organic penunjang kesuburan tanaman.
B. Penanganan limbah anorganik
Sedangkan untuk penanganan limbah anorganik berupa :
1. Zat – zat kimia
Dalam limbah – limbah zat kimia yang berasal dari penyemprotan herbisida , penagananya masih berupa meminimalisir terjaadinya kelebihan herbisida dengan pengawasan dan standar dosis yang tepat. Sedangkan untuk limbah yang berasal dari pemupukan , penangananya dilakukan dengan memanfaatkan limbah tersebut untuk memupuk bagian – bagian tengah blok dikarenakan bagian tersebut merupakan bagian yang jarang di pupuk dikarenakan beberapa factor , baik factor di lapangan maupun factor sensus pokok yang kurang akurat.
2. Barang – barang bekas
LImbah ini berupa : Botol – botol herbisida, Drum – drum herbisida, Karung pupuk, Dll Pnangananya diakukan dengan mendaur ulang barang tersebut serta dapat juga untuk dimanfaatkan kembali,misalkan untuk drum – drum herbisida digunakan lagi untuk menampung air yang nantinya akan digunakan sebagai camuran herbisida.
 4. HDR dan standard pegawai perusahaan tempat PI?
- Syarat mutlak bagai pegawai / karyawan di PT. Dwiwira Lestari Jaya adalah KTP
- Umur 18 – 45 Tahun
- Dapat mempertanggung jawabkan hasil pekerjaanya
- Tidak buta warna
- Tidak mempunyai penyakit yang berkelanjutan
- Sehat jasmani dan rohani
- Mampu melaksanakan beberapa spek kerja yang telah di tentukan
        5. Produk hasil olah dan sasaran pemakai local export / import perusahaan tempat PI?
- Buah kelapa sawit ( Fresh Fruits Bunch)
- Untuk sementara ini sasaran baru di PKS
        6.  System pemasaran produk jasa perusahaan tampat PI?
Produk yang dihasilkan baru berupa buah kelapa sawit ( FFB ).Dalam pemasaranya karena perusahaan yang kami tempati hanya memproduksi FFB, maka produk tersebut hanya dipasarkan ke perusahaan lain yang dapat mengolah kelapa sawi. Dalam hal ini perusahaan tempat PI kami sudah memiliki partner perusahaan pengolahan kelapa sawit yang memang sudah bekerja sama selama bertahun – tahun . Oleh karena itu system pemasaran tidak terlalu sulit tetapi menjaga kepercayaan juga tidaklah mudah karena kita harus menjaga kualitas dan kuantitas produk.
       7. Pola kerjasama anak binaan usaha dari perusahaan tempat PI?
Pola binaan pada perusahaan yang kami tempati lebih mengedepankan kemampuan untuk bekerja keras, Beradaptasi, dan bagaimana menjadi seorang leader yang sejati . Dlam hal ini perusahaan mengedepankan bahwasanya suatu instruksi harus berdasar pada praktik di lapangan maka dari anak binaan di tuntut untuk mempraktekkan terlebih dahulu hal – hal yang akan menjadi dasar sebuah instruksi bagi pekerja
       8. Kepedulian ke lingkungan sekitar perusahaan tempat PI (beasiswa, rekrut tenega kerja sekitar, dana social, pengabdian masyarakat)?
Dalam upaya tersebut , wujud kongkret yang dilakukan perusahaan adalah memprioritaskan warga sekitar untuk bekerja di perusahaan bagi yang belum mempunyai pekerjaan , membuat sarana – sarana penunjang bagi warga sekitar seperti tempat ibadah , koperasi,sarana olahraga dll. Melakukan perbaikan jalan .

Senin, 16 Januari 2012

Perkembangbiakan vegetatif alami


Yaitu terjadi individu baru tanpa adanya campur tangan manusia. Reproduksi seperti ini terjadi dengan beberapa cara, yaitu:
  1. Dengan pembelahan sel, terjadi pada tumbuhan bersel satu, misalnya alga bersel satu Chlorella, Chlamydomonas, dll.
  2. Dengan menghasilkan spora vegetatif, misalnya pada tumbuhan paku, fungi, dan ganggang
  3. Dengan rhizoma atau akar tinggal: pada irut, bunga tasbih, lengkuas, temulawak, dan kunyit.
  4. Dengan stolon atau geragih, misalnya pada pegagan (Sentela asiatica), rumput teki (Cyperus rotundus), arbei, dan lain sebagainya.
  5. Dengan umbi batang, misalnya pada kentang (Solanum tuberosum).
  6. Dengan umbi lapis, misalnya pada bawang merah (Allium cepa).
  7. Dengan umbi akar, misalnya pada ketela pohon
  8. Dengan tunas, misalnya pada bambu (Gigantochloa sp).
  9. Dengan tunas adventif, misalnya pada cocor bebek